DEAR DIARY
Aku ingin merasakan cinta yang sebenarnya Aku ingin merasakan cinta
pertama itu… Yaitu cinta pertama yang selalu menjagaku… yang setia
padaku, Cinta pertama yang akan abadi tanpa mengalami luka… di hati
By: Alika putri V
Dengan menulis di atas kertas buku diaryku. mataku terpejam sejenak,
Tanpa disadari salah satu kertas diary itu terbang dibawa oleh angin tak
tahu kemana arahnya. Seraya aku membuka mataku pelan, dan terkejut akan
salah satu lembar diaryku yang baru saja aku tulis sedari tadi hilang
entah kemana. “loh, kemana lembar diaryku yang baru saja aku tulis?”
ujarku dengan bingung dan mencoba mencari. Tapi tak ketemu juga, aku pun
pasrah akan itu. aku seraya merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku.
Kertas diary yang dibawa oleh tiupan angin itu jatuh di atas muka
lelaki yang sedang duduk di bangku dekat pohon mangga. “aw..” serunya
dan mengambil kertas yang menutupi mukanya. “apa ini? seperti seperti
kertas diary.” Ia membaca tulisan kertas itu “alika putri? mending aku
simpan saja lah” ia meletakkan kertas diary itu ke dalam saku jaketnya.
Pagi telah tiba, matahari tampak memancarkan sinarnya di ufuk timur.
Aku pun terbangun dari tidurku. Ku lihat bunda ku membuka jendela kamar
ku “alika.. kamu sudah bangun sayang..? oh, ya.. bunda punya kabar baik
buatmu” kata bunda padaku. “apa itu bun?” Tanya ku heran. Aku sungguh
sedang menunggu jawaban dari bunda ku. Bunda melanjutkan “bunda sudah
masukkan kamu di sekolah favorit, sayang” “maksud bunda itu SMAN TARUNA
BAKTI?” tanyaku. “iya sayang” bunda mengangguk mantap padaku. “bunda
serius kan? Bunda gak bohong kan?” “ngapain bunda harus bohong sama kamu
sayang” aku pun merasa gembira mendengar ucapan dari bunda. Aku memeluk
bundaku dengan mengucapkan “thanks for all mom. I love mom” dengan
mencium pipi bundaku. “iya sayang” balas bundaku dengan tersenyum.
Keesokan harinya aku tampak bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah
baru ku. Dengan memakai seragam baru, dengan atas baju putih menyertai
jaket hitam dan bawahan rok mini berwarna coklat keemasan. Aku tampak
siap dengan semangat 45 tuk pergi ke sekolah baru ku. aku mengambil
ransel ku, dan segera berpamitan kepada bunda ku. “al, berangkat dulu
bunda. Assalamualaikum” dengan mencium tangan bunda ku dan segera pergi
ke sekolah.
Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai sudah di sekolah baru ku.
sampai di depan pintu gerbang, mata ku melihat sekeliling sekolah.
Ternyata “wow” indahnya menakjubkan sekali. Kini tak disangka diriku
bisa masuk di sekolah ini. Tiba-tiba murid-murid yang lain berlari-lari
mendekati pintu pagar “ada apa sih?” Tanya ku tampak heran. Aku pun
berbalik badan, dan aku melihat seseorang lelaki yang turun dari mobil
mewahnya. Lelaki itu memakai kaca mata hitam keren dan berjalan seperti
ke arah ku. aku menatapnya tampak tak jenuh dengan charmingnya. “wow,
tampan banget lelaki itu. Gak heran semua cewek-cewek disini
tergila-gila padanya.” Lelaki itu tampak mendekati ku, dan berkata
“beautiful more” ucapannya ditujukan padaku. Aku kini tak menyangka
dengan perkataannya itu. Sepertinya di hati ini ada rasa tak menentu
entah kenapa aku bingung. Apa ini rasa cinta yang mekar di dalam dadaku.
Sepertinya aku suka dengan lelaki itu. Lelaki itu melewatiku, seakan
jantung ku berdetak menatapnya. “kira-kira siapakah dia?” tanyaku “dia
adalah seorang anak menteri. Namanya ALVIN” ujar wanita yang ada di
sebelahku. “oh, kamu sekelas dengan dia” tanyaku lagi “tidak. Dia baru
kelas 1, oh ya.. kamu murid baru disini kan? Kenalin nama ku vinda. Aku
anak kelas 11 – IPA 2, kalo kamu?” gumamnya. “aku alika Panggil saja aku
al, aku anak baru di kelas 1″ kata ku. “oh, anak baru ya? Mungkin saja
kita bisa jadi temen akrab” balasnya dengan senyuman. Aku pun mengangguk
mantap “boleh saja” gumam ku.
Bel pun berbunyi “teng.. teng.. teng” tanda masuk kelas. Aku pun
segera mengambil langkah 1000 untuk masuk ke kelas. Kini aku masuk di
kelas 10 – 2, sebelum itu aku memperkenalkan diri ku kepada murid-murid
dikelasku. “perkenalkan nama saya ALIKA PUTRI VERONICA panggil saja aku
AL. Saya pindahan dari kota Surabaya, semoga saja teman-teman bisa
menerima kehadiran ku disini. Terima kasih” ujar ku perkenalkan diri ku.
“alika! Kamu duduk di sebelah Alvin saja iya?” bu guru menyuruh ku. aku
pun duduk di dekat Alvin, tak ku sangka kini aku duduk di sebelah
lelaki tampan itu.
Setelah pelajaran berlangsung istirahat pun tiba. Aku pergi ke kantin
dengan membawa bekal ku. saat itu aku lihat kerumunan para cewek
berlari ke arah ku. aku pun berusaha menghindar dari mereka tetapi apa
daya tak bisa. Para cewek itu menabrak ku dan aku pun terjatuh. Apa lagi
bekal ku nasinya berceceran di atas lantai. Aku memilih nasi yang
berceceran itu dan diletakkan ke tempatnya. Seorang lelaki tampak
menolongku, aku pun menoleh ke arahnya. Ternyata yang dilihat oleh ku
dialah Alvin lelaki pujaan ku. “kamu tidak apa-apa” gumamnya padaku “gak
apa-apa, makasih ya udah nolongin aku” senyum ku padanya. “maaf ya?”
ujarnya “loh, ngapain harus minta maaf? Kamu gak salah apa-apa kok” “aku
yang salah. Soalnya para kerumunan cewek itu berlari yang berusaha
mendekati ku. dan menabrak mu hingga kamu jatuh seperti ini. Dan nasi mu
berceceran seperti ini. Membuat mu tak bisa makan. Sekali lagi maaf?”
aku terdiam tak membalasnya sebenarnya aku tahu ini semua memang salah
dia. Memang dia yang membuat para cewek itu berlari berusaha
mendekatinya “kok malah diam saja sih?” ketus Alvin lagi padaku. “oh,
maaf. Iya aku maafin kamu” ujar ku dengan nada gugup. “thanks. Aku akan
tanggung jawab untuk ini. Aku akan mengajak mu ke sebuah restoran mewah.
Untuk menggantikan makanan mu yang jatuh itu. Aku mohon kamu tak
menolaknya” “baik. Kalo begitu, tapi kamu yang meminta ku untuk makan
disana. Sebenarnya aku gak mau ngerepotin kamu. Tapi kamu yang maksa
aku” ketus ku. “iya al, pokoknya semua makanan yang kamu pesan aku
traktir. Pulang sekolah nanti aku tunggu kamu di depan pintu gerbang,
oke?” Alvin mencolek hidung ku dan memberi ku senyuman manisnya.
Saat jam pulang pun tiba, jam paling aku tunggu untuk berduaan lunch
dengannya. Dengan gembira aku menuju arah depan gerbang ku. aku melihat
Alvin yang menunggu ku disana, aku pun menghampirinya. “hai Alvin?” sapa
ku, alvin hanya membalas dengan senyuman manisnya. Dan saat itu
datanglah juga seorang wanita dia adalah vinda teman baru ku. “sekarang
semua sudah berkumpul. Sekarang kita berangkat saja, hayooo” seru Alvin.
“tunggu!” aku memberhentikan langkah mereka. Aku menunjuk ke arah
vinda, “oh. Ini pacarku namanya vinda” kata Alvin padaku. Aku
mendengarnya serasa kecewa. “ehmm.. ngapain diam disini kamu al? ayo
masuk..!” Alvin mempersilahkan aku untuk masuk ke mobilnya. Kemudian aku
pun masuk ke dalam mobil Alvin. Akhirnya kita pun berangkat.
Sesampai di tengah jalan, mata ku selalu tertuju pada Alvin dan vinda
mereka terlihat bermesraan di depan ku. hati ini merasa pedih
melihatnya. Semakin lama aku pun tak tahan melihatnya, akhirnya aku pun
memberhentikan mobil “stooop..!!!” Alvin pun mengerem seketika dan mobil
pun berhenti juga. “ada apa al?” Tanya vinda pada ku “aku mau turun
disini saja” ketus ku. “loh? kenapa al? ini kan belum sampai restoran?
Bukannya Alvin ngajak kamu lunch bareng kita” kata vinda pada ku. “gak
usah deh, gak perlu. Aku juga bisa makan di rumah. Dari pada aku ganggu
kalian, mending aku turun disini saja” jelas ku “terus kamu mau naik
apa? Buat pulang..” Tanya vinda “aku bisa naik angkot kok.” Ketus ku
lagi dan membuka pintu mobil, segera aku keluar dari mobil dan menaiki
angkot yang berhenti. “alika! tunggu..” seru vinda “sudah lah vinda.
Kita lunch saja sekarang.” Kata Alvin “tapi gimana dengan alika?” “soal
itu biar aku yang urusin semua” vinda mengangguk mengerti. Mereka berdua
pun melanjutkan perjalanannya.
Angkot itu pun berhenti di depan rumahku, akupun turun dari angkot
dan segera membayarnya. Ku membuka pintu rumah dan segera menuju kamar
ku tanpa bersalaman dengan bunda ku. di kamar aku pun menutup pintu dan
merebahkan tubuh ku di atas kasur. Aku pun menangis mengingat kejadian
yang tadi. Aku mengambil diary ku, aku membuka diary dan mencari
lembaran yang kosong yang ingin ku tulis. Ku ambil pena ku dan perlahan
aku tulis curahan hati ini di diary..
Dear Diary,
Hari ini adalah rasa bahagia ku dan rasa kekecewaan ku. saat itu ku
bertemu pangeran impian ku. saat itu juga aku bertemu teman baru ku. dan
di saat itu juga ku mulai merasakan apa itu cinta. Mungkin ini adalah
jawaban dari tuhan untuk ku. aku bisa merasakan cinta pertama itu..
mungkin kebahagiaan itu hanya sesaat saja. Pangeran impianku itu
ternyata telah mempunyai Pasangannya.. saat aku dengar dia bersama teman
baru ku. hati ini merasa kecewa.. hati ini juga mengalami luka..
mungkin dia bukan jodoh ku, kini aku harus bisa melupakannya..
By: Alika Putri
Aku pun menetes kan air mata ku dan menutup diary ku. sambil ku tatap
bintang di langit. Ku berkata “bulan.. bintang.. aku ingin dirinya, dan
aku sungguh mencintainya. Angin.. tolong sampaikan rindu ku ini
padanya” sejenak aku pun menutup mataku. Saat itu juga angin bertiup
kencang..
Saat itu Alvin juga menatap langit di balkon kamarnya. Ia membuka
selembar kertas diary yang ia temukan kemarin. Dengan membaca diary itu,
“al, aku tau kau ingin merasakan cinta itu. Aku akan tunjukkan cinta
itu seperti apa” kata Alvin. Angin pun bertiup kencang ke arah Alvin,
Alvin seperti melihat wajah alika di langit itu. “kenapa jadi teringat
dengan alika gini aku? Sepertinya dia kangen sama aku.” Ia menghela
nafas “aku juga kangen sama kamu al” ujar Alvin. Aku membuka mataku dan
kaget “di mimpiku sepertinya Alvin juga rindu padaku” aku tersenyum.
Aku merebahkan tubuhku di kasur ku. perlahan aku pun memejamkan mataku..
Aku tak tau aku berada dimana kini. Sepertinya aku berada di suatu
tempat seperti taman surga yang indah. Disana aku memakai gaun seperti
seorang putri. Dari arah sana aku melihat Alvin yang sedang berjalan dia
seperti seorang pangeran. Dia berjalan ke arahku dan dia menghampiriku.
Dia memegang tanganku dan berkata “al, aku sayang sama kamu. Aku gak
mau kehilangan kamu. Sungguh aku tak bisa hidup tanpamu. Kamu adalah
milikku selamanya. I LOVE YOU alika!” Alvin mencium tanganku. “aku juga
sayang sama kamu. Aku juga gak mau kehilangan kamu. Dan aku pun juga
ingin menjadi milikmu selamanya. LOVE YOU TOO Alvin!” balasku. Tiba-tiba
vinda datang, “tega kamu Alvin. Kamu telah mengkhianati cintaku. Dan
kamu alika, kamu telah nusuk aku dari belakang. Teman macam apa kamu!”
vinda marah padaku. “TIDAKK..!!” teriakku, akupun terbangun dari
tidurku. Ternyata itu hanya mimpiku saja. “duuh.. kenapa sih, aku gak
bisa ngelupain Alvin? KENAPAAA!!” aku kesal. Bunda membuka pintu kamarku
“sayang, kamu kenapa?” Tanya bunda. “gak apa-apa bun” jawab alika.
“kamu mimpi buruk ya sayang?” “iya bun. Mimpi alika gak enak” “ya sudah.
Kamu sholat dulu sana! Biar hati kamu tenang” bunda mengingatkan ku.
“iya bun”
Aku segera mengambil wudhu dan mukena dan segera aku sholat subuh.
Dengan seraya aku berdoa “ya allah.. aku sungguh mencintainya. Aku ingin
menjadi miliknya. Tapi bila engkau tak mengizinkan ku untuk tak
bersamanya tolong jauhkan lah dia dariku. Tetapi bila dia adalah jodohku
izinkanlah aku untuk mencintainya” selesai aku sholat. Aku segera
mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk pergi ke sekolah. Pukul telah
menunjukkan 06.30 pagi. Aku segera bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Sesampai di sekolah, aku menuju ke kelasku. Hampir sampai aku ke
kelas, aku tertabrak oleh Alvin. Hampir saja aku terjatuh, Alvin
menolongku Aku terjatuh di pelukan Alvin. Segera aku melepas dari
pelukannya “makasih” aku melangkah kan kakiku untuk menghindarinya.
“tunggu!” alvin memegang tangan ku dan aku pun memberhentikan langkahku.
Aku berbalik badan “apa lagi” ujarku “nih, ada sandwich untukmu. Ini
aku buat sendiri, mungkin ini cukup untuk menggantikan makananmu
kemarin. Aku harap kamu menyukainya. Tolong terimalah ini” alvin
memberiku kotak makanan yang berisi sandwich. Aku menerimanya “makasih”
aku berbalik badan dan dengan langkah cepat aku pergi dari sana. Belum
sempat aku ke kelas, aku menengok ke arah kelas vinda di 11-IPA2. Aku
melihat vinda yang lagi menangis dengan memegang sebuah foto di
tangannya. Aku menghampirinya perlahan dan duduk di sampingnya “vinda,
kenapa dengan dirimu? Kau begitu sedih begini” kataku “al, aku sama
alvin sudah putus kemarin” ujar vinda dengan menahan tangisannya “hah,
putus? Kenapa bisa putus sih?” aku sedikit tak menyangka “alvin mutusin
aku karena dia telah mencintai wanita lain. Dia bilang kalau dia
menganggap ku sebagai kakaknya saja. Gak lebih dari itu. Aku merasa
sedih dan kecewa mendengarnya” vinda menjelaskan. “kenapa alvin setega
itu?. Kira-kira siapa wanita yang dia cintai?” tanyaku lagi “aku tak
tau. Tapi ya tak apalah! Mungkin aku bisa menerimanya. Aku harap dia
bisa mendapatkan wanita itu. Dan dia bisa bahagia dengannya” gumam vinda
dengan menghapus air matanya. Aku berpikir, siapakah gerangan wanita
yang alvin cintai? Mungkinkah dia akan mencintaiku? Atau mungkin dia
mencintai orang lain selain aku? Ya tuhan.. semoga inilah jawaban
darimu. Aku masih bisa ada kesempatan untuk memilikinya. Tapi disisi
lain dia adalah mantan vinda. Aku juga tak mau melukai dan menghianati
vinda. Ya tuhan.. apa yang harus aku lakukan?. Aku tercengang “alika!
Alika!” vinda memanggilku dan segera aku tersadar “eh.. egh.. iya apa?”
jawabku gugup. “kau kenapa? Sepertinya kau bengong saja dari tadi. Kau
lagi mikirin apa al?” tanya vinda padaku “aku tak apa. Aku balik ke
kelas dulu iya?” aku segera bangun dari tempat dudukku dan kembali ke
kelas.
Saat ini adalah pemilihan ekstrakulikuler di sekolah ku. terdapat
bermacam-macam pilihan ekskul untuk dipilih, diantaranya ada ekskul
sepak bola, basket, bulu tangkis, voli, marcingband, seni tari, seni
musik, seni drama, dan fotografi. Aku memilih ekskul klub seni drama,
ini karena ada alasan tersendiri aku memilih ekskul itu. Karena selain
aku suka ber-acting, ruang seni drama juga berdekatan dengan ruang
ekskul yang alvin pilih yaitu fotografi. Selain itu aku juga bisa
melihat alvin dari dekat.
“anak-anak.. sekarang tema drama kita kali ini adalah ROMEO AND
JULIET. Dan untuk peran utama yang menjadi JULIET itu adalah ALIKA. Dan
kenapa saya memilih alika? Karena dia sangat pintar dalam berbahasa
inggris. Dan untuk yang menjadi ROMEO saya pilih OSKAR” bu heni guru
pemimpin drama menjelaskan. Hari demi hari pementasan drama akan
dilaksanakan. Waktu itu aku latihan drama, aku melihat alvin yang sedang
mengecat ruangan drama itu. “alvin!” panggil bu heni “iya bu?” jawab
alvin. “tolong kamu gantikan pemeran ROMEO saat ini” pinta bu heni “baik
bu” alvin segera memakai kostum ROMEO. Kita pun bermain dengan penuh
penjiwaan acting. Tiba-tiba tak sengaja aku menginjak sesuatu di kaki
ku. hampir saja aku terjatuh, untung saja alvin segera menolongku. Aku
pun terjatuh di pelukkan alvin. Alvin dan aku saling menatap mata
“sudah! Jangan menatap terlalu lama” cegah bu heni. Aku segera
melepaskan diri dari pelukan alvin “maaf bu” seruku.
Pementasan drama berakhir sudah, dan klub drama sekolah ku
mendapatkan nilai yang terbaik. Aku pun juga bangga dengan diriku
sendiri, aku bisa membanggakan sekolah. Juga tak kalah dengan alvin, dia
mendapat juara 1 di ajang lomba fotografi tingkat nasional dan ia juga
mendapatkan juara 3 di ajang lomba basket tingkat nasional. Dan 2 minggu
lagi ada lomba pementasan marcingband tingkat nasional dan sekolahku
juga ikut berpartisipasi dalam lomba ini.
Saat itu aku berada di kantin, tiba-tiba bu heni menghampiri ku yang
lagi menikmati makan “alika! Ibu mau bicara dengan mu” “bicara apa bu?”
tanyaku penasaran. “begini, kamu tahu sendiri mayoret marcingband kita
lagi ada di singapura. Apalagi kamu tahu jika perlombaan sekaligus
pementasan marcingband tingkat nasional akan diadakan 2 minggu lagi.
Jadi ibu minta kamu yang menggantikan mayoret marcingband sekolah.
Karena ibu lihat kamu cukup mahir dalam permainan tongkat itu. Ibu mau
kau tak menolak tawaran ibu” bu heni menjelaskan “saya jadi mayoret
marcingband bu?” “iya al. kamu mau iya?” “iya sudah. Jika ibu yang
meminta saya, saya bersedia untuk jadi mayoret” kata ku. “terima kasih
al. ibu sangat berharap pada mu. Ibu pergi dulu” bu heni melangkah
pergi. Aku harus bisa menjadi mayoret, aku tak boleh ke menyerah. Aku
harus banyak berlatih agar akhirnya aku bisa membanggakan sekolah,
batinku.
Saat itu juga aku terus dan terus berlatih bagaimana menjadi mayoret
yang baik. Hari ini kedatangan murid baru, ia adalah saudara alvin.
Namanya VINO anak kelas 10 – 1. Ia sama tampannya dengan alvin,
anak-anak cewek juga banyak yang menyukainya. Tapi aku tak sama sekali
tertarik padanya. Bagiku dia biasa saja masih jagonya alvin pangeran
impianku. Saat itu aku latihan marcingband di lapangan sekolah. Juga
bersamaan alvin dan saudaranya tampak mereka sedang bermain basket.
“alvin dia tampak cantik sekali. Siapakah namanya?” tanya vino matanya
tertuju padaku “dia alika. Teman sekelas ku juga teman sebangku ku”
jawab alvin. “oh, bagus dong. Jadi aku bisa mendekatinya” “tentu saja.
Kau begitu suka padanya? “iya begitulah. Dia putri pujaanku” vino
tersenyum menatapku.
Setelah 2 minggu kemudian, tibalah acara perlombaan sekaligus
pementasan marcingband tingkat nasional. Aku tampak berada di depan
begitu memimpin barisan. Dengan trick-trick permainan tongkat ku dan
tersenyum begitu bersemangat. “alvin sepertinya aku tak mau pindah dari
sini” gumam vino “kau sudah beberapa kali mengatakan itu” alvin
tersenyum.
Hari esok di sekolah pada saat jam istirahat aku menemukan sepucuk
surat di atas mejaku. Aku mengambilnya dan membuka, ku baca surat itu…
Dear ALIKA P.V
Ku tunggu kehadiran mu di balkon sekarang. Ada yang ingin ku katakan padamu.
From: ?
Di dalam fikiran ku surat ini mungkin dari alvin. Aku segera berlari
menuju balkon sekolah. Disana aku tak bertemu dengan alvin melainkan aku
bertemu dengan vino. “hai alika. Akhirnya kau datang juga!” sambut vino
pada ku “surat ini dari mu?” tanyaku “iya surat itu dariku. Ada yang
ingin aku katakan pada mu” lanjut vino “apa itu?” tanyaku “aku
menyukaimu. Maukah kamu menjadi pacarku?” vino menembak ku. aku terdiam
tak berkata apapun itu. “kenapa kau tak jawab?” “aku… aku…” ku ragu-ragu
menjawabnya “jika kau tak menjawab itu. Aku fikir kau mau menjadi
pacarku” gumam vino ia mencium tangan ku. sebenarnya dari balik tembok
ternyata Alvin menguping pembicaraan aku dan vino. Ia merasa sangat
sedih “ya tuhan.. aku ingin dia menjadi milikku. Aku ingin dirimu tau
al, jika aku juga menyukaimu” dengan meteskan air matanya.
Malam hari aku tak bisa tidur saat itu, aku memikirkan alvin juga
vino. “apa yang harus aku lakukan? Aku suka sama alvin tetapi di sisi
lain vino juga menyukaiku” ujarku. Setiap hari vino selalu mengantar dan
menjemput ku ke sekolah. Hari itu adalah hari minggu, aku, vino, juga
alvin bersantai dan menghabiskan waktu liburan di puncak. Aku duduk di
tepi kolam dan vino mendekati ku. ia bermain gitar sambil menyanyikan
lagu untuk ku. tetapi mataku terus tertuju pada alvin yang sedang
memotret pemandangan alam. Aku mencoba berdiri dan ingin menghampiri
alvin disana. Selangkah lagi ku berjalan, aku terjatuh “aww!” rintihku.
Alvin dan vino segera menghampiriku “kamu tidak apa-apa al?” tanya vino.
Aku hanya menggeleng “ya sudah, biar sini aku gendong dirimu” seru
vino. Ia menggendong ku “akan ku bawakan tas mu” alvin membawakan tasku.
Malam hari tiba aku dan teman-teman bercanda ria. Belum sempat aku
ikut menghibur, vino tiba-tiba menciumku. Alvin seperti melihatku dengan
sedikit cemburu begitu. Aku hanya terdiam saat itu, pada waktu aku
diantar pulang oleh vino. Sampai di rumah ku aku berkata “mulai besok
kamu jangan mengantar dan menjemput ku lagi” “loh, kenapa? Apa kamu
marah gara-gara aku menciummu tadi?” tanya vino “lupakan itu!” ketusku
“kenapa begitu? Padahal aku ini pacarmu” gumam vino “kapan aku menjawab
pertanyaan mu waktu kau menembak ku? padahal aku hanya diam saja. Bukan
berarti aku mau. Karena hanya ada 1 orang di hati ku” aku berbalik badan
dan memasuki rumah “alika! Siapa orang yang kau cintai itu? Siapa al?!”
teriak vino namun aku tak mendengarkan teriakan vino. “alvin! Aku harap
kau tak menyukai ALIKA. Karena dia yang telah membuat ku sakit hati.
Aku harap kau tau itu” ujar vino kepada alvin “aku tau itu” singkat
alvin dengan menunudukkan kepalanya.
2 tahun kemudian, SMAN TARUNA BAKTI merayakan murid-murid kelas 3
yang telah lulus UN. Begitu pun aku merasa bahagia saat ini. Rencana ku
aku ingin menyatakan perasaan ku saat ini pada alvin. Saat itu aku tahu
alvin berada di tempat kolam renang sekolah dan segera aku
menghampirinya. Sesampai disana tampak ku lihat alvin sedang memotret
pemandangan. Aku menghampiri dia “ada apa al?” seru alvin padaku “alvin!
Ada yang ingin aku katakan padamu” kataku gugup “apa itu?” tanya alvin.
Aku menghela nafasku dan sedikit memberanikan diri berkata “sebenarnya
sejak dari dulu, saat pertama kali aku menginjakkan kaki ku di sekolah
ini aku menyukai dirimu. Dan saat itu aku tahu dirimu pacar vinda,
mungkin aku bisa menerima itu. Walau rasa kecewa di hati, dan saat itu
juga aku tahu kau putus dengan vinda. Diriku mungkin berfikir bahwa aku
masih ada kesempatan untuk bersamamu. Apalagi saat latihan pementasan
drama itu, aku terjatuh dan kau yang memapahku. Aku telah menyembunyikan
perasaanku ini dan tak bisa ku pungkiri jika aku mencintaimu. Aku hanya
ingin berkata ini padamu alvin” jelasku “kau mencintaiku? Tapi aku
telah ada yang punya al” jawab alvin. Ku mendengarnya merasa sangat
kecewa “siapa dia?” tanyaku balik “dia vinda. Aku telah balikan
dengannya. Dulu ku juga menyukaimu tapi karena kau telah bersama vino.
Ku fikir cinta ini gak ada artinya. Dan aku baru jadian dengan vinda
seminggu yang lalu. Maafkan aku alika!” gumam alvin lagi “oh begitu! Tak
apalah. Aku bisa menerima itu semua. Yang penting sekarang aku lega
karena aku telah menyatakan perasaanku ini. dan semoga kau bahagia
bersama vinda” gumamku. Aku berbalik badan sambil tak berhenti menangis
“al! kau tak apa?” seru alvin padaku, aku menggelengkan kepalaku.
Sampai malam hari aku tak berhenti untuk menangis, selalu ku teringat
masa-masa lalu di sekolah dan disaat aku merasakan cinta dan kecewa
itu. Dan sama halnya dengan alvin, ia membuka diarynya. Di dalamnya itu
terdapat foto-fotoku dan selembar kertas diaryku. Dan malam itu juga
menghampiri rumahku, ia meletakkan diarynya di depan rumahku. “semoga
kau tahu apa yang aku rasakan selama ini padamu?” ujarnya. Ia segera
pergi dari sana.
10 tahun kemudian, aku kini telah sukses dengan meraih cita-citaku
menjadi seorang penulis dan designer ternama di seluruh dunia. Saat itu
aku menghadiri acara TV, “bagaimana alika? Kau bisa menjadi seorang yang
sukses begini” tanya presenter tersebut padaku “karena dukungan
orangtua dan keluarga, juga usaha dan berdoa. Dan berawal karena cinta
dan selalu bersemangat untuk belajar dan mencari tahu” jawabku “alika!
Masihkah kau ingat dengan diary ini? Dan kita akan pertemukan sang
pemilik diary ini sekarang. Yaitu adalah PUTRA ALVIAN!” seru sang
presenter. Aku menoleh ke arah belakang dan ternyata dia adalah alvin.
Lelaki impianku, alvin membawa buket bunga untukku. “ini untukku?”
tanyaku “iya ini untukmu” jawab alvin. Aku menerima bunganya “makasih”
balasku lagi. “ehmm.. silahkan kalian duduk” kata presenter kembali. Aku
dan alvin duduk, “sekarang apa yang ingin kau katakan alika pada
alvin?” kata presenter itu “alvin! Aku mau nanya. Apakah?… kau telah
punya partner?” tanyaku pada alvin “aku… aku… aku… aku… aku… lagi
menunggu.. seseorang yang sedari dulu dia telah mencintaiku. Saat ia
baru saja menginjakkan kakinya di SMAN TARUNA BAKTI” ujar alvin. Aku
seraya menangis dan tersenyum. “alika! I LOVE YOU! Kau mau jadi pacarku
juga sekaligus menjadi pendamping hidupku selamanya?” gumam alvin “I
LOVE YOU TOO! Alvin! Aku mau menjadi pacarmu juga sekaligus menjadi
pendamping hidupmu untuk selamanya” balasku. Alvin memelukku dan saat
itu juga aku dan alvin menikah dan hidup bahagia selamanya.
THE END
Cerpen Karangan: Ayu Sisca Irianty
Facebook: Ayu (akku Caca Starsweet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar