Jumat, 02 Oktober 2015

Cerpen "My First Love"

DEAR DIARY
Aku ingin merasakan cinta yang sebenarnya Aku ingin merasakan cinta pertama itu… Yaitu cinta pertama yang selalu menjagaku… yang setia padaku, Cinta pertama yang akan abadi tanpa mengalami luka… di hati
By: Alika putri V
Dengan menulis di atas kertas buku diaryku. mataku terpejam sejenak, Tanpa disadari salah satu kertas diary itu terbang dibawa oleh angin tak tahu kemana arahnya. Seraya aku membuka mataku pelan, dan terkejut akan salah satu lembar diaryku yang baru saja aku tulis sedari tadi hilang entah kemana. “loh, kemana lembar diaryku yang baru saja aku tulis?” ujarku dengan bingung dan mencoba mencari. Tapi tak ketemu juga, aku pun pasrah akan itu. aku seraya merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku.
Kertas diary yang dibawa oleh tiupan angin itu jatuh di atas muka lelaki yang sedang duduk di bangku dekat pohon mangga. “aw..” serunya dan mengambil kertas yang menutupi mukanya. “apa ini? seperti seperti kertas diary.” Ia membaca tulisan kertas itu “alika putri? mending aku simpan saja lah” ia meletakkan kertas diary itu ke dalam saku jaketnya.
Pagi telah tiba, matahari tampak memancarkan sinarnya di ufuk timur. Aku pun terbangun dari tidurku. Ku lihat bunda ku membuka jendela kamar ku “alika.. kamu sudah bangun sayang..? oh, ya.. bunda punya kabar baik buatmu” kata bunda padaku. “apa itu bun?” Tanya ku heran. Aku sungguh sedang menunggu jawaban dari bunda ku. Bunda melanjutkan “bunda sudah masukkan kamu di sekolah favorit, sayang” “maksud bunda itu SMAN TARUNA BAKTI?” tanyaku. “iya sayang” bunda mengangguk mantap padaku. “bunda serius kan? Bunda gak bohong kan?” “ngapain bunda harus bohong sama kamu sayang” aku pun merasa gembira mendengar ucapan dari bunda. Aku memeluk bundaku dengan mengucapkan “thanks for all mom. I love mom” dengan mencium pipi bundaku. “iya sayang” balas bundaku dengan tersenyum.
Keesokan harinya aku tampak bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah baru ku. Dengan memakai seragam baru, dengan atas baju putih menyertai jaket hitam dan bawahan rok mini berwarna coklat keemasan. Aku tampak siap dengan semangat 45 tuk pergi ke sekolah baru ku. aku mengambil ransel ku, dan segera berpamitan kepada bunda ku. “al, berangkat dulu bunda. Assalamualaikum” dengan mencium tangan bunda ku dan segera pergi ke sekolah.
Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai sudah di sekolah baru ku. sampai di depan pintu gerbang, mata ku melihat sekeliling sekolah. Ternyata “wow” indahnya menakjubkan sekali. Kini tak disangka diriku bisa masuk di sekolah ini. Tiba-tiba murid-murid yang lain berlari-lari mendekati pintu pagar “ada apa sih?” Tanya ku tampak heran. Aku pun berbalik badan, dan aku melihat seseorang lelaki yang turun dari mobil mewahnya. Lelaki itu memakai kaca mata hitam keren dan berjalan seperti ke arah ku. aku menatapnya tampak tak jenuh dengan charmingnya. “wow, tampan banget lelaki itu. Gak heran semua cewek-cewek disini tergila-gila padanya.” Lelaki itu tampak mendekati ku, dan berkata “beautiful more” ucapannya ditujukan padaku. Aku kini tak menyangka dengan perkataannya itu. Sepertinya di hati ini ada rasa tak menentu entah kenapa aku bingung. Apa ini rasa cinta yang mekar di dalam dadaku. Sepertinya aku suka dengan lelaki itu. Lelaki itu melewatiku, seakan jantung ku berdetak menatapnya. “kira-kira siapakah dia?” tanyaku “dia adalah seorang anak menteri. Namanya ALVIN” ujar wanita yang ada di sebelahku. “oh, kamu sekelas dengan dia” tanyaku lagi “tidak. Dia baru kelas 1, oh ya.. kamu murid baru disini kan? Kenalin nama ku vinda. Aku anak kelas 11 – IPA 2, kalo kamu?” gumamnya. “aku alika Panggil saja aku al, aku anak baru di kelas 1″ kata ku. “oh, anak baru ya? Mungkin saja kita bisa jadi temen akrab” balasnya dengan senyuman. Aku pun mengangguk mantap “boleh saja” gumam ku.
Bel pun berbunyi “teng.. teng.. teng” tanda masuk kelas. Aku pun segera mengambil langkah 1000 untuk masuk ke kelas. Kini aku masuk di kelas 10 – 2, sebelum itu aku memperkenalkan diri ku kepada murid-murid dikelasku. “perkenalkan nama saya ALIKA PUTRI VERONICA panggil saja aku AL. Saya pindahan dari kota Surabaya, semoga saja teman-teman bisa menerima kehadiran ku disini. Terima kasih” ujar ku perkenalkan diri ku. “alika! Kamu duduk di sebelah Alvin saja iya?” bu guru menyuruh ku. aku pun duduk di dekat Alvin, tak ku sangka kini aku duduk di sebelah lelaki tampan itu.
Setelah pelajaran berlangsung istirahat pun tiba. Aku pergi ke kantin dengan membawa bekal ku. saat itu aku lihat kerumunan para cewek berlari ke arah ku. aku pun berusaha menghindar dari mereka tetapi apa daya tak bisa. Para cewek itu menabrak ku dan aku pun terjatuh. Apa lagi bekal ku nasinya berceceran di atas lantai. Aku memilih nasi yang berceceran itu dan diletakkan ke tempatnya. Seorang lelaki tampak menolongku, aku pun menoleh ke arahnya. Ternyata yang dilihat oleh ku dialah Alvin lelaki pujaan ku. “kamu tidak apa-apa” gumamnya padaku “gak apa-apa, makasih ya udah nolongin aku” senyum ku padanya. “maaf ya?” ujarnya “loh, ngapain harus minta maaf? Kamu gak salah apa-apa kok” “aku yang salah. Soalnya para kerumunan cewek itu berlari yang berusaha mendekati ku. dan menabrak mu hingga kamu jatuh seperti ini. Dan nasi mu berceceran seperti ini. Membuat mu tak bisa makan. Sekali lagi maaf?” aku terdiam tak membalasnya sebenarnya aku tahu ini semua memang salah dia. Memang dia yang membuat para cewek itu berlari berusaha mendekatinya “kok malah diam saja sih?” ketus Alvin lagi padaku. “oh, maaf. Iya aku maafin kamu” ujar ku dengan nada gugup. “thanks. Aku akan tanggung jawab untuk ini. Aku akan mengajak mu ke sebuah restoran mewah. Untuk menggantikan makanan mu yang jatuh itu. Aku mohon kamu tak menolaknya” “baik. Kalo begitu, tapi kamu yang meminta ku untuk makan disana. Sebenarnya aku gak mau ngerepotin kamu. Tapi kamu yang maksa aku” ketus ku. “iya al, pokoknya semua makanan yang kamu pesan aku traktir. Pulang sekolah nanti aku tunggu kamu di depan pintu gerbang, oke?” Alvin mencolek hidung ku dan memberi ku senyuman manisnya.
Saat jam pulang pun tiba, jam paling aku tunggu untuk berduaan lunch dengannya. Dengan gembira aku menuju arah depan gerbang ku. aku melihat Alvin yang menunggu ku disana, aku pun menghampirinya. “hai Alvin?” sapa ku, alvin hanya membalas dengan senyuman manisnya. Dan saat itu datanglah juga seorang wanita dia adalah vinda teman baru ku. “sekarang semua sudah berkumpul. Sekarang kita berangkat saja, hayooo” seru Alvin. “tunggu!” aku memberhentikan langkah mereka. Aku menunjuk ke arah vinda, “oh. Ini pacarku namanya vinda” kata Alvin padaku. Aku mendengarnya serasa kecewa. “ehmm.. ngapain diam disini kamu al? ayo masuk..!” Alvin mempersilahkan aku untuk masuk ke mobilnya. Kemudian aku pun masuk ke dalam mobil Alvin. Akhirnya kita pun berangkat.
Sesampai di tengah jalan, mata ku selalu tertuju pada Alvin dan vinda mereka terlihat bermesraan di depan ku. hati ini merasa pedih melihatnya. Semakin lama aku pun tak tahan melihatnya, akhirnya aku pun memberhentikan mobil “stooop..!!!” Alvin pun mengerem seketika dan mobil pun berhenti juga. “ada apa al?” Tanya vinda pada ku “aku mau turun disini saja” ketus ku. “loh? kenapa al? ini kan belum sampai restoran? Bukannya Alvin ngajak kamu lunch bareng kita” kata vinda pada ku. “gak usah deh, gak perlu. Aku juga bisa makan di rumah. Dari pada aku ganggu kalian, mending aku turun disini saja” jelas ku “terus kamu mau naik apa? Buat pulang..” Tanya vinda “aku bisa naik angkot kok.” Ketus ku lagi dan membuka pintu mobil, segera aku keluar dari mobil dan menaiki angkot yang berhenti. “alika! tunggu..” seru vinda “sudah lah vinda. Kita lunch saja sekarang.” Kata Alvin “tapi gimana dengan alika?” “soal itu biar aku yang urusin semua” vinda mengangguk mengerti. Mereka berdua pun melanjutkan perjalanannya.
Angkot itu pun berhenti di depan rumahku, akupun turun dari angkot dan segera membayarnya. Ku membuka pintu rumah dan segera menuju kamar ku tanpa bersalaman dengan bunda ku. di kamar aku pun menutup pintu dan merebahkan tubuh ku di atas kasur. Aku pun menangis mengingat kejadian yang tadi. Aku mengambil diary ku, aku membuka diary dan mencari lembaran yang kosong yang ingin ku tulis. Ku ambil pena ku dan perlahan aku tulis curahan hati ini di diary..
Dear Diary,
Hari ini adalah rasa bahagia ku dan rasa kekecewaan ku. saat itu ku bertemu pangeran impian ku. saat itu juga aku bertemu teman baru ku. dan di saat itu juga ku mulai merasakan apa itu cinta. Mungkin ini adalah jawaban dari tuhan untuk ku. aku bisa merasakan cinta pertama itu.. mungkin kebahagiaan itu hanya sesaat saja. Pangeran impianku itu ternyata telah mempunyai Pasangannya.. saat aku dengar dia bersama teman baru ku. hati ini merasa kecewa.. hati ini juga mengalami luka.. mungkin dia bukan jodoh ku, kini aku harus bisa melupakannya..
By: Alika Putri
Aku pun menetes kan air mata ku dan menutup diary ku. sambil ku tatap bintang di langit. Ku berkata “bulan.. bintang.. aku ingin dirinya, dan aku sungguh mencintainya. Angin.. tolong sampaikan rindu ku ini padanya” sejenak aku pun menutup mataku. Saat itu juga angin bertiup kencang..
Saat itu Alvin juga menatap langit di balkon kamarnya. Ia membuka selembar kertas diary yang ia temukan kemarin. Dengan membaca diary itu, “al, aku tau kau ingin merasakan cinta itu. Aku akan tunjukkan cinta itu seperti apa” kata Alvin. Angin pun bertiup kencang ke arah Alvin, Alvin seperti melihat wajah alika di langit itu. “kenapa jadi teringat dengan alika gini aku? Sepertinya dia kangen sama aku.” Ia menghela nafas “aku juga kangen sama kamu al” ujar Alvin. Aku membuka mataku dan kaget “di mimpiku sepertinya Alvin juga rindu padaku” aku tersenyum.
Aku merebahkan tubuhku di kasur ku. perlahan aku pun memejamkan mataku..
Aku tak tau aku berada dimana kini. Sepertinya aku berada di suatu tempat seperti taman surga yang indah. Disana aku memakai gaun seperti seorang putri. Dari arah sana aku melihat Alvin yang sedang berjalan dia seperti seorang pangeran. Dia berjalan ke arahku dan dia menghampiriku. Dia memegang tanganku dan berkata “al, aku sayang sama kamu. Aku gak mau kehilangan kamu. Sungguh aku tak bisa hidup tanpamu. Kamu adalah milikku selamanya. I LOVE YOU alika!” Alvin mencium tanganku. “aku juga sayang sama kamu. Aku juga gak mau kehilangan kamu. Dan aku pun juga ingin menjadi milikmu selamanya. LOVE YOU TOO Alvin!” balasku. Tiba-tiba vinda datang, “tega kamu Alvin. Kamu telah mengkhianati cintaku. Dan kamu alika, kamu telah nusuk aku dari belakang. Teman macam apa kamu!” vinda marah padaku. “TIDAKK..!!” teriakku, akupun terbangun dari tidurku. Ternyata itu hanya mimpiku saja. “duuh.. kenapa sih, aku gak bisa ngelupain Alvin? KENAPAAA!!” aku kesal. Bunda membuka pintu kamarku “sayang, kamu kenapa?” Tanya bunda. “gak apa-apa bun” jawab alika. “kamu mimpi buruk ya sayang?” “iya bun. Mimpi alika gak enak” “ya sudah. Kamu sholat dulu sana! Biar hati kamu tenang” bunda mengingatkan ku. “iya bun”
Aku segera mengambil wudhu dan mukena dan segera aku sholat subuh. Dengan seraya aku berdoa “ya allah.. aku sungguh mencintainya. Aku ingin menjadi miliknya. Tapi bila engkau tak mengizinkan ku untuk tak bersamanya tolong jauhkan lah dia dariku. Tetapi bila dia adalah jodohku izinkanlah aku untuk mencintainya” selesai aku sholat. Aku segera mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk pergi ke sekolah. Pukul telah menunjukkan 06.30 pagi. Aku segera bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Sesampai di sekolah, aku menuju ke kelasku. Hampir sampai aku ke kelas, aku tertabrak oleh Alvin. Hampir saja aku terjatuh, Alvin menolongku Aku terjatuh di pelukan Alvin. Segera aku melepas dari pelukannya “makasih” aku melangkah kan kakiku untuk menghindarinya. “tunggu!” alvin memegang tangan ku dan aku pun memberhentikan langkahku. Aku berbalik badan “apa lagi” ujarku “nih, ada sandwich untukmu. Ini aku buat sendiri, mungkin ini cukup untuk menggantikan makananmu kemarin. Aku harap kamu menyukainya. Tolong terimalah ini” alvin memberiku kotak makanan yang berisi sandwich. Aku menerimanya “makasih” aku berbalik badan dan dengan langkah cepat aku pergi dari sana. Belum sempat aku ke kelas, aku menengok ke arah kelas vinda di 11-IPA2. Aku melihat vinda yang lagi menangis dengan memegang sebuah foto di tangannya. Aku menghampirinya perlahan dan duduk di sampingnya “vinda, kenapa dengan dirimu? Kau begitu sedih begini” kataku “al, aku sama alvin sudah putus kemarin” ujar vinda dengan menahan tangisannya “hah, putus? Kenapa bisa putus sih?” aku sedikit tak menyangka “alvin mutusin aku karena dia telah mencintai wanita lain. Dia bilang kalau dia menganggap ku sebagai kakaknya saja. Gak lebih dari itu. Aku merasa sedih dan kecewa mendengarnya” vinda menjelaskan. “kenapa alvin setega itu?. Kira-kira siapa wanita yang dia cintai?” tanyaku lagi “aku tak tau. Tapi ya tak apalah! Mungkin aku bisa menerimanya. Aku harap dia bisa mendapatkan wanita itu. Dan dia bisa bahagia dengannya” gumam vinda dengan menghapus air matanya. Aku berpikir, siapakah gerangan wanita yang alvin cintai? Mungkinkah dia akan mencintaiku? Atau mungkin dia mencintai orang lain selain aku? Ya tuhan.. semoga inilah jawaban darimu. Aku masih bisa ada kesempatan untuk memilikinya. Tapi disisi lain dia adalah mantan vinda. Aku juga tak mau melukai dan menghianati vinda. Ya tuhan.. apa yang harus aku lakukan?. Aku tercengang “alika! Alika!” vinda memanggilku dan segera aku tersadar “eh.. egh.. iya apa?” jawabku gugup. “kau kenapa? Sepertinya kau bengong saja dari tadi. Kau lagi mikirin apa al?” tanya vinda padaku “aku tak apa. Aku balik ke kelas dulu iya?” aku segera bangun dari tempat dudukku dan kembali ke kelas.
Saat ini adalah pemilihan ekstrakulikuler di sekolah ku. terdapat bermacam-macam pilihan ekskul untuk dipilih, diantaranya ada ekskul sepak bola, basket, bulu tangkis, voli, marcingband, seni tari, seni musik, seni drama, dan fotografi. Aku memilih ekskul klub seni drama, ini karena ada alasan tersendiri aku memilih ekskul itu. Karena selain aku suka ber-acting, ruang seni drama juga berdekatan dengan ruang ekskul yang alvin pilih yaitu fotografi. Selain itu aku juga bisa melihat alvin dari dekat.
“anak-anak.. sekarang tema drama kita kali ini adalah ROMEO AND JULIET. Dan untuk peran utama yang menjadi JULIET itu adalah ALIKA. Dan kenapa saya memilih alika? Karena dia sangat pintar dalam berbahasa inggris. Dan untuk yang menjadi ROMEO saya pilih OSKAR” bu heni guru pemimpin drama menjelaskan. Hari demi hari pementasan drama akan dilaksanakan. Waktu itu aku latihan drama, aku melihat alvin yang sedang mengecat ruangan drama itu. “alvin!” panggil bu heni “iya bu?” jawab alvin. “tolong kamu gantikan pemeran ROMEO saat ini” pinta bu heni “baik bu” alvin segera memakai kostum ROMEO. Kita pun bermain dengan penuh penjiwaan acting. Tiba-tiba tak sengaja aku menginjak sesuatu di kaki ku. hampir saja aku terjatuh, untung saja alvin segera menolongku. Aku pun terjatuh di pelukkan alvin. Alvin dan aku saling menatap mata “sudah! Jangan menatap terlalu lama” cegah bu heni. Aku segera melepaskan diri dari pelukan alvin “maaf bu” seruku.
Pementasan drama berakhir sudah, dan klub drama sekolah ku mendapatkan nilai yang terbaik. Aku pun juga bangga dengan diriku sendiri, aku bisa membanggakan sekolah. Juga tak kalah dengan alvin, dia mendapat juara 1 di ajang lomba fotografi tingkat nasional dan ia juga mendapatkan juara 3 di ajang lomba basket tingkat nasional. Dan 2 minggu lagi ada lomba pementasan marcingband tingkat nasional dan sekolahku juga ikut berpartisipasi dalam lomba ini.
Saat itu aku berada di kantin, tiba-tiba bu heni menghampiri ku yang lagi menikmati makan “alika! Ibu mau bicara dengan mu” “bicara apa bu?” tanyaku penasaran. “begini, kamu tahu sendiri mayoret marcingband kita lagi ada di singapura. Apalagi kamu tahu jika perlombaan sekaligus pementasan marcingband tingkat nasional akan diadakan 2 minggu lagi. Jadi ibu minta kamu yang menggantikan mayoret marcingband sekolah. Karena ibu lihat kamu cukup mahir dalam permainan tongkat itu. Ibu mau kau tak menolak tawaran ibu” bu heni menjelaskan “saya jadi mayoret marcingband bu?” “iya al. kamu mau iya?” “iya sudah. Jika ibu yang meminta saya, saya bersedia untuk jadi mayoret” kata ku. “terima kasih al. ibu sangat berharap pada mu. Ibu pergi dulu” bu heni melangkah pergi. Aku harus bisa menjadi mayoret, aku tak boleh ke menyerah. Aku harus banyak berlatih agar akhirnya aku bisa membanggakan sekolah, batinku.
Saat itu juga aku terus dan terus berlatih bagaimana menjadi mayoret yang baik. Hari ini kedatangan murid baru, ia adalah saudara alvin. Namanya VINO anak kelas 10 – 1. Ia sama tampannya dengan alvin, anak-anak cewek juga banyak yang menyukainya. Tapi aku tak sama sekali tertarik padanya. Bagiku dia biasa saja masih jagonya alvin pangeran impianku. Saat itu aku latihan marcingband di lapangan sekolah. Juga bersamaan alvin dan saudaranya tampak mereka sedang bermain basket. “alvin dia tampak cantik sekali. Siapakah namanya?” tanya vino matanya tertuju padaku “dia alika. Teman sekelas ku juga teman sebangku ku” jawab alvin. “oh, bagus dong. Jadi aku bisa mendekatinya” “tentu saja. Kau begitu suka padanya? “iya begitulah. Dia putri pujaanku” vino tersenyum menatapku.
Setelah 2 minggu kemudian, tibalah acara perlombaan sekaligus pementasan marcingband tingkat nasional. Aku tampak berada di depan begitu memimpin barisan. Dengan trick-trick permainan tongkat ku dan tersenyum begitu bersemangat. “alvin sepertinya aku tak mau pindah dari sini” gumam vino “kau sudah beberapa kali mengatakan itu” alvin tersenyum.
Hari esok di sekolah pada saat jam istirahat aku menemukan sepucuk surat di atas mejaku. Aku mengambilnya dan membuka, ku baca surat itu…
Dear ALIKA P.V
Ku tunggu kehadiran mu di balkon sekarang. Ada yang ingin ku katakan padamu.
From: ?
Di dalam fikiran ku surat ini mungkin dari alvin. Aku segera berlari menuju balkon sekolah. Disana aku tak bertemu dengan alvin melainkan aku bertemu dengan vino. “hai alika. Akhirnya kau datang juga!” sambut vino pada ku “surat ini dari mu?” tanyaku “iya surat itu dariku. Ada yang ingin aku katakan pada mu” lanjut vino “apa itu?” tanyaku “aku menyukaimu. Maukah kamu menjadi pacarku?” vino menembak ku. aku terdiam tak berkata apapun itu. “kenapa kau tak jawab?” “aku… aku…” ku ragu-ragu menjawabnya “jika kau tak menjawab itu. Aku fikir kau mau menjadi pacarku” gumam vino ia mencium tangan ku. sebenarnya dari balik tembok ternyata Alvin menguping pembicaraan aku dan vino. Ia merasa sangat sedih “ya tuhan.. aku ingin dia menjadi milikku. Aku ingin dirimu tau al, jika aku juga menyukaimu” dengan meteskan air matanya.
Malam hari aku tak bisa tidur saat itu, aku memikirkan alvin juga vino. “apa yang harus aku lakukan? Aku suka sama alvin tetapi di sisi lain vino juga menyukaiku” ujarku. Setiap hari vino selalu mengantar dan menjemput ku ke sekolah. Hari itu adalah hari minggu, aku, vino, juga alvin bersantai dan menghabiskan waktu liburan di puncak. Aku duduk di tepi kolam dan vino mendekati ku. ia bermain gitar sambil menyanyikan lagu untuk ku. tetapi mataku terus tertuju pada alvin yang sedang memotret pemandangan alam. Aku mencoba berdiri dan ingin menghampiri alvin disana. Selangkah lagi ku berjalan, aku terjatuh “aww!” rintihku. Alvin dan vino segera menghampiriku “kamu tidak apa-apa al?” tanya vino. Aku hanya menggeleng “ya sudah, biar sini aku gendong dirimu” seru vino. Ia menggendong ku “akan ku bawakan tas mu” alvin membawakan tasku.
Malam hari tiba aku dan teman-teman bercanda ria. Belum sempat aku ikut menghibur, vino tiba-tiba menciumku. Alvin seperti melihatku dengan sedikit cemburu begitu. Aku hanya terdiam saat itu, pada waktu aku diantar pulang oleh vino. Sampai di rumah ku aku berkata “mulai besok kamu jangan mengantar dan menjemput ku lagi” “loh, kenapa? Apa kamu marah gara-gara aku menciummu tadi?” tanya vino “lupakan itu!” ketusku “kenapa begitu? Padahal aku ini pacarmu” gumam vino “kapan aku menjawab pertanyaan mu waktu kau menembak ku? padahal aku hanya diam saja. Bukan berarti aku mau. Karena hanya ada 1 orang di hati ku” aku berbalik badan dan memasuki rumah “alika! Siapa orang yang kau cintai itu? Siapa al?!” teriak vino namun aku tak mendengarkan teriakan vino. “alvin! Aku harap kau tak menyukai ALIKA. Karena dia yang telah membuat ku sakit hati. Aku harap kau tau itu” ujar vino kepada alvin “aku tau itu” singkat alvin dengan menunudukkan kepalanya.
2 tahun kemudian, SMAN TARUNA BAKTI merayakan murid-murid kelas 3 yang telah lulus UN. Begitu pun aku merasa bahagia saat ini. Rencana ku aku ingin menyatakan perasaan ku saat ini pada alvin. Saat itu aku tahu alvin berada di tempat kolam renang sekolah dan segera aku menghampirinya. Sesampai disana tampak ku lihat alvin sedang memotret pemandangan. Aku menghampiri dia “ada apa al?” seru alvin padaku “alvin! Ada yang ingin aku katakan padamu” kataku gugup “apa itu?” tanya alvin. Aku menghela nafasku dan sedikit memberanikan diri berkata “sebenarnya sejak dari dulu, saat pertama kali aku menginjakkan kaki ku di sekolah ini aku menyukai dirimu. Dan saat itu aku tahu dirimu pacar vinda, mungkin aku bisa menerima itu. Walau rasa kecewa di hati, dan saat itu juga aku tahu kau putus dengan vinda. Diriku mungkin berfikir bahwa aku masih ada kesempatan untuk bersamamu. Apalagi saat latihan pementasan drama itu, aku terjatuh dan kau yang memapahku. Aku telah menyembunyikan perasaanku ini dan tak bisa ku pungkiri jika aku mencintaimu. Aku hanya ingin berkata ini padamu alvin” jelasku “kau mencintaiku? Tapi aku telah ada yang punya al” jawab alvin. Ku mendengarnya merasa sangat kecewa “siapa dia?” tanyaku balik “dia vinda. Aku telah balikan dengannya. Dulu ku juga menyukaimu tapi karena kau telah bersama vino. Ku fikir cinta ini gak ada artinya. Dan aku baru jadian dengan vinda seminggu yang lalu. Maafkan aku alika!” gumam alvin lagi “oh begitu! Tak apalah. Aku bisa menerima itu semua. Yang penting sekarang aku lega karena aku telah menyatakan perasaanku ini. dan semoga kau bahagia bersama vinda” gumamku. Aku berbalik badan sambil tak berhenti menangis “al! kau tak apa?” seru alvin padaku, aku menggelengkan kepalaku.
Sampai malam hari aku tak berhenti untuk menangis, selalu ku teringat masa-masa lalu di sekolah dan disaat aku merasakan cinta dan kecewa itu. Dan sama halnya dengan alvin, ia membuka diarynya. Di dalamnya itu terdapat foto-fotoku dan selembar kertas diaryku. Dan malam itu juga menghampiri rumahku, ia meletakkan diarynya di depan rumahku. “semoga kau tahu apa yang aku rasakan selama ini padamu?” ujarnya. Ia segera pergi dari sana.
10 tahun kemudian, aku kini telah sukses dengan meraih cita-citaku menjadi seorang penulis dan designer ternama di seluruh dunia. Saat itu aku menghadiri acara TV, “bagaimana alika? Kau bisa menjadi seorang yang sukses begini” tanya presenter tersebut padaku “karena dukungan orangtua dan keluarga, juga usaha dan berdoa. Dan berawal karena cinta dan selalu bersemangat untuk belajar dan mencari tahu” jawabku “alika! Masihkah kau ingat dengan diary ini? Dan kita akan pertemukan sang pemilik diary ini sekarang. Yaitu adalah PUTRA ALVIAN!” seru sang presenter. Aku menoleh ke arah belakang dan ternyata dia adalah alvin. Lelaki impianku, alvin membawa buket bunga untukku. “ini untukku?” tanyaku “iya ini untukmu” jawab alvin. Aku menerima bunganya “makasih” balasku lagi. “ehmm.. silahkan kalian duduk” kata presenter kembali. Aku dan alvin duduk, “sekarang apa yang ingin kau katakan alika pada alvin?” kata presenter itu “alvin! Aku mau nanya. Apakah?… kau telah punya partner?” tanyaku pada alvin “aku… aku… aku… aku… aku… lagi menunggu.. seseorang yang sedari dulu dia telah mencintaiku. Saat ia baru saja menginjakkan kakinya di SMAN TARUNA BAKTI” ujar alvin. Aku seraya menangis dan tersenyum. “alika! I LOVE YOU! Kau mau jadi pacarku juga sekaligus menjadi pendamping hidupku selamanya?” gumam alvin “I LOVE YOU TOO! Alvin! Aku mau menjadi pacarmu juga sekaligus menjadi pendamping hidupmu untuk selamanya” balasku. Alvin memelukku dan saat itu juga aku dan alvin menikah dan hidup bahagia selamanya.
THE END
Cerpen Karangan: Ayu Sisca Irianty
Facebook: Ayu (akku Caca Starsweet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiny Finger Point Hand With Heart