Apabila didasarkan pada
sejarahnya, maka boleh jadi usia bumi kurang lebih telah memasuki angka
4,6 milyar tahun. Bumi adalah planet dengan nomor urut ke 3 yang paling
dekat dari matahari. Planet ini dihuni berbagai makhluk hidup sebab
kondisinya memang memungkinkan untuk itu. Secara umum, planet bumi
diselubungi beberapa bagian yang jika disusun dalam sebuah struktur yang
sistematis maka akan menunjukkan 3 bagian yakni: kerak atau crush,
selubung atau mantle dan inti bumi atau core. Lapisan paling atas dari
bumi adalah tanah. Tanah
sendiri terbentuk secara alamiah yang berasal dari pelapukan serta
pengendapan bebatuan serta bahan-bahan organik lainnya. Tanah ini
menjadi salah satu sumber kehidupan makhluk hidup sebab pada tanah
tersebutlah makhluk hidup memperoleh penghidupannya. Tanah secara detil
terdiri atas beberapa jenis. Jenis ini dibagi berdasarkan komposisinya.
Komposisi tanah sendiri dipengaruhi oleh proses pembentukannya. Khusus
di negeri kita, terdapat beragam jenis tanah. Ada yang subur ada juga
yang dianggap tidak potensial untuk ditanami. Untuk penjelasan lebih
lanjut mengenai jenis-jenis tanah di Indonesia, silahkan simak uraian berikut ini.
Tanah yang dikategorikan subur harus mencakup 3 hal yakni banyak mengandung hara atau zat yang diperlukan tanaman untuk tumbuh secara proporsional, banyak mengandung air dan memiliki struktur tanah yang bagus. Setidaknya ada 9 jenis-jenis tanah di Indonesia. Tidak semua tanah ini layak untuk ditempati bercocok tanam. Adapun jenis tanah yang bisa dijumpai di Indonesia, sebagai berikut.
Tanah Vulkanik
Yang dimaksud dengan tanah vulkanik adalag tanah yang berasal dari pelapukan vulkanin gunung berapi. Tanah ini dikenal cukup subur. Para ahli membagi tanah vulkanik ke dalam dua jenis yakni:
Jenis tanah yang satu ini bersumber dari pelapukan berbagai bahan-bahan organik lainnya. Tanah jenis ini sangat subur dan bagus ditanami berbagai jenis tanaman. Para ahli membagi tanah organosol ke dalam dua kelompok yakni:
Tanah jenis yang satu ini merupakan hasil dari erosi yang kemudian mengendap di wilayah dataran rendah. Adapun ciri dari tanah Aluvium ini adalah warna kelabu dan tingkat kesuburan yang tinggi. Tanah ini baik dijadikan medium pertanian untuk tanaman seperti palawija, tebu, kelapa dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah Podzol
Jenis tanah yang satu ini dihasilkan dari campur tangan curah hujan yang sangat tinggi serta suhu yang cenderung rendah. Tanah Podzol memili ciri antara lain kandungan unsur hara yang sedikit sehingga kurang subur, berwarna merah hingga kuning. Tanah jenis ini cukup baik ditanami sejumlah tanaman antara lain kelapa dan juga jambu mede. Tanah jenis ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan yang tersebar di Pulau Sumatera, Maluku, Sulawesi dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah Laterit
Tanah jenis yang ini terbentuk dari hasil “pencucian”. Dengan demikian wajar jika ia dikategorikan tanah yang kurang subur sebab ia banyak kehilangan zat hara yang baik untuk tanaman. Jenis tanah yang satu ini juga dikenal sangat tandus. Tanah ini disebut dengan tanah hasil pencucian karena ia dilaurtkan oleh iar sehingga unsur haranya hilang. Meski demikian, tanah ini juga bisa dijadikan medim tanam beberapa tanaman antara lain kelapa serta jambu mede. Tanah Laterit banyak dijumpai di berbagai wilayah antara lain Jawa tengah, Lampung, Kal-Bar dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang dihasilkan dari pelapukan bebatuan beku juga bebatuan sedimen. Hal ini yang melatarbelakangi tekstur tanah litosol sedikit besar. Tanah ini memiliki sejumlah ciri antara lain kurang subur sebab miskin unsur hara dan juga mineral. Tanah ini banyak dijumpai di berbagai wilayah antara lain NTT, Maluku bagian selatan dan juga Papua.
Tanah Kapur
Tanah yang sati ini berasal dari pelapukan ebbatuan kapur atau gamping. Ia kemudian dibagi lagi ke dalam dua kelompok yakni:
Jenis tanah yang satu ini tidak cocok untuk pertanian sebab tekturnya tidak padat. Ia dihasilkan dari berbagai bebatuan beku juga bebatuan sedimen. Tanahnya kurang subur karena itu ia jarang ditinggali manusia.
Demikian jenis-jenis tanah di Indonesia yang boleh jadi terdapat di sekitar wilayah tempat tinggal Anda. Indonesia terkenal berkat kekayaan alam serta kondisi geografisnya. Salah satu kebanggannya kita tentunya beragam jenis tanah yang disebutkan sebelumnya. Semuanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari nusantara.
Tanah yang dikategorikan subur harus mencakup 3 hal yakni banyak mengandung hara atau zat yang diperlukan tanaman untuk tumbuh secara proporsional, banyak mengandung air dan memiliki struktur tanah yang bagus. Setidaknya ada 9 jenis-jenis tanah di Indonesia. Tidak semua tanah ini layak untuk ditempati bercocok tanam. Adapun jenis tanah yang bisa dijumpai di Indonesia, sebagai berikut.
Tanah Vulkanik
Yang dimaksud dengan tanah vulkanik adalag tanah yang berasal dari pelapukan vulkanin gunung berapi. Tanah ini dikenal cukup subur. Para ahli membagi tanah vulkanik ke dalam dua jenis yakni:
- Tanah regosol, adalah tanah dengan ciri-ciri antara lain: kasar, teksturnya berbutir, warna sedikit abu-abu hingga kekuningan, mengandung bahan organik dalam jumlah yang sedikit. Jenis tanah regosol ini sangat baik jika ditanami tanaman palawija semisal tembakau jagung, tomat dan lain-lain. Tanah regosol ini banyak dijumpai di selurun nusantara khususnya di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, NTT dan masih banyak lagi lainnya.
- Tanah Latosol, adalah tanah yang memiliki ciri-ciri: kandungan bahan organik sedang, memiliki sifat asam, warna dari kuning hingga kemerahan. Tanah jenis ini juga baik ditanami beberapa jenis tanaman palawija, padi, kelapa, kopi, karet dan masih banyak lagi lainnya. Tanah jenis yang satu ini banyak dijumpai di beberapa tempat seperti Sumatera Utara dan Barat, Jawa, Bali, Papua dan masih banyak lagi lainnya.
Jenis tanah yang satu ini bersumber dari pelapukan berbagai bahan-bahan organik lainnya. Tanah jenis ini sangat subur dan bagus ditanami berbagai jenis tanaman. Para ahli membagi tanah organosol ke dalam dua kelompok yakni:
- Tanah Humus, adalah jenis tanah yang bersumber dari hasil pembusukan beberapa bahan organik yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tanah ini memiliki warna coklat yang mencolok dan sangat baik ditanami sejumlah tanaman antara lain nanas, padi, kelapa dan masih banyak lagi lainnya. Tanah humus banyak dijumpai terutama di Jawa, Papua, Sulawesi dan masih banyak lagi lainnya.
- Tanah Gambut, adalah jenis tanah yang berasal dari pembusukan babah-bahan organik yang tidak terlalu sempurna. Biasanya tanah ini ada di wilayah yang tergenang air misalnya rawa. yanah jenis ini kurang cocok untuk sektor pertanian sebab kandungan aornya terlalu tinggi. Tanah ini banyak dijumpai di berbagai wilayah antara lain Kalimantan, Sumatera dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah jenis yang satu ini merupakan hasil dari erosi yang kemudian mengendap di wilayah dataran rendah. Adapun ciri dari tanah Aluvium ini adalah warna kelabu dan tingkat kesuburan yang tinggi. Tanah ini baik dijadikan medium pertanian untuk tanaman seperti palawija, tebu, kelapa dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah Podzol
Jenis tanah yang satu ini dihasilkan dari campur tangan curah hujan yang sangat tinggi serta suhu yang cenderung rendah. Tanah Podzol memili ciri antara lain kandungan unsur hara yang sedikit sehingga kurang subur, berwarna merah hingga kuning. Tanah jenis ini cukup baik ditanami sejumlah tanaman antara lain kelapa dan juga jambu mede. Tanah jenis ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan yang tersebar di Pulau Sumatera, Maluku, Sulawesi dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah Laterit
Tanah jenis yang ini terbentuk dari hasil “pencucian”. Dengan demikian wajar jika ia dikategorikan tanah yang kurang subur sebab ia banyak kehilangan zat hara yang baik untuk tanaman. Jenis tanah yang satu ini juga dikenal sangat tandus. Tanah ini disebut dengan tanah hasil pencucian karena ia dilaurtkan oleh iar sehingga unsur haranya hilang. Meski demikian, tanah ini juga bisa dijadikan medim tanam beberapa tanaman antara lain kelapa serta jambu mede. Tanah Laterit banyak dijumpai di berbagai wilayah antara lain Jawa tengah, Lampung, Kal-Bar dan masih banyak lagi lainnya.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang dihasilkan dari pelapukan bebatuan beku juga bebatuan sedimen. Hal ini yang melatarbelakangi tekstur tanah litosol sedikit besar. Tanah ini memiliki sejumlah ciri antara lain kurang subur sebab miskin unsur hara dan juga mineral. Tanah ini banyak dijumpai di berbagai wilayah antara lain NTT, Maluku bagian selatan dan juga Papua.
Tanah Kapur
Tanah yang sati ini berasal dari pelapukan ebbatuan kapur atau gamping. Ia kemudian dibagi lagi ke dalam dua kelompok yakni:
- Tanah Renzina, adalah tanah yang dihasilkan dari pelapukan bebatuan kapur yang ada di daerah yang curah hujannya cukup tinggi. Adapun ciri-ciri tanah jenis inia ntara lain warnanya kehitaman serta sangat miskin unsur hara. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah berkapur antara lain di Yogyakarta tepatnya di Gunung Kidul.
- Tanah Mediteran, adalah jenis tanah yang berasal dari pelapukan bebatuan kapur yang kasar juga keras serta batu sedimen. Warna tanah yang satu ini agak kemerahan hingga coklat. Ia memang kurang subur tetapi bisa juga ditanami beberapa jenis tanaman palawija serta jambu mede.
Jenis tanah yang satu ini tidak cocok untuk pertanian sebab tekturnya tidak padat. Ia dihasilkan dari berbagai bebatuan beku juga bebatuan sedimen. Tanahnya kurang subur karena itu ia jarang ditinggali manusia.
Demikian jenis-jenis tanah di Indonesia yang boleh jadi terdapat di sekitar wilayah tempat tinggal Anda. Indonesia terkenal berkat kekayaan alam serta kondisi geografisnya. Salah satu kebanggannya kita tentunya beragam jenis tanah yang disebutkan sebelumnya. Semuanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar